Apa
sih sistem digital itu? Pasti banyak yang bingung ya ketika mendengar
istilah tersebut, atau malah nggak tau sama sekali apa arti hal
tersebut.
Sekarang
akan saya jelaskan sedikit yang saya tau tentang dasar-dasar
sistem digital yang mengacu pada konsep, aljabar boolean, analisis
dan sintesis rangkaian logika.
Aplikasi
rancangan digital:
- Menggunakan komponen chip standar TTL / CMOS
- Menggunakan microprosessor / mikrokontroler
- Menggunakan PLD
Nah,
sistem digital itu sendiri erat kaitannya dengan rangkaian elektronik
yang menghadirkan informasi dalam bentuk diskrit.
Point-point
pentingnya adalah sebagai berikut:
- Informasi diwujudkan hanya menggunakan 2 level tegangan
- Level tegangan mewakili nilai kebenaran (benar/salah)
- Analisis dalam bentuk rangkaian logika
- Menambah kehandalan dan akurasi
Rangkaianlogika digunakan untuk membangun
komputer dan perangkat digital lainnya
=>
Revolusi digital dimulai sejak awal tahun 1970-an.
Meliputi:
Rangkaian
terintegrasi (IC (Integrated Circuit)
Transistor
lebih kecil
Densitas
chip lebih besar (LSI, Large Scale Integration), puluhan ribu
transistor
Rangkaian
Terintegrasi
- Rangkaian terintegrasi difabrikasi di atas wafer silikon
- Wafer dipotong dan dikemas untuk membuat satu chip
- Chip tersusun atas puluhan hingga milyaran transistor
Banyak sistem
bilangan telah dipakai dalam melaksanakan berbagai perhitungan dan
operasi. Tetapi ada sistem bilangan yang sudah jarang dipakai ataupun
tidak dipakai lagi sama sekali dan ada pula sistem bilangan yang
hanya dipakai pada hal-hal tertentu saja. Sistem bilangan limaan
(quinary) dipergunakan oleh orang Eskimo dan orang Indian di Amerika
Utara zaman dahulu. Sistem bilangan Romawi yang sangat umum dipakai
pada zaman kuno, kini pemakaiannya terbatas misalnya hanya sebatas
pada penomoran halaman dan hal-hal kecil lainnya . Sistem bilangan
dua belasan (duodecimal) sampai kini masih banyak dipakai contohnya 1
kaki = 12 Inci, 1 lusin = 12 buah dan sebagainya. Namun yang paling
umum dipakai kini adalah sistem bilangan puluhan
(decimal)
yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari.
Karena
komponen-komponen pembentuk komputer digital yang merupakan sistem
digital bersifat saklar
(switch) atau
lebih jelasnya hanya mengenal bilangan 0 dan 1,
sistem bilangan yang paling sesuai untuk komputer digital adalah
sistem bilangan biner (binary). Keserdehanaan pengubahan bilangan
biner ke bilangan oktal atau heksadesimal dan sebaliknya, membuat
bilangan oktal dan heksadesimal juga banyak dipakai dalam dunia
komputer, terutama dalam hubungan pengkodean. Selanjutnya akan
dipaparkan lebih jauh mengenai jenis-jenis sistem bilangan maupun
pengkonversiannya yang mudah, cepat dan praktis. Namun setelah
membaca artikel ini dan anda ingin tahu secara lebih mendalam lagi
mengenai komponen-komponen apa saja yang diperlukan dalam membuat
traffic light (lampu lalu lintas yang kita temui sehari-hari di
jalanan) dan aplikasi-aplikasi lainnya sebagai bentuk dari penerapan
konsep-konsep sistem bilangan dan sistem digital, anda dapat dengan
mudah mempelajari semua itu di dalam E-book kami terbaru keluaran
2011. Link paparannya bisa klik disini. Dengan harga yang terjangkau,
anda cepat dapat memahami untuk apa sebenarnya perangkat digital ini
dibuat dan apa fungsinya terhadap perkembangan teknologi dan
informasi di kemudian hari. E-book ini juga dilengkapi dengan
background menarik agar tidak membosankan kerika sedang dibaca dan
sangat cocok bagi kalian pemula, advance, maupun profesional. Untuk
melihat sample e-book, klik download disini.
Sekarang langsung tancap gan,
mengenai paparan pertama mengenai sistem bilangan dan konversinya.
Sistem bilangan dapat kita bagi
menjadi 3:
- Sistem biner : merupakan basis dua yang mencakup hanya bilangan 0 dan 1
- Sistem oktal : merupakan basis 8 yang mencakup bilangan 0 hingga 7
- Ssitem desimal : merupakan basis 10 yang mencakup 0 sampai 9
- Sistem heksadesimal : merupakan basis 16 yang mencakup 0,1,2....A,B,hingga F
Konversi
a) Konversi dari Desimal
dibagi oleh basis yang
dituju
Contoh 1: 24 desimal akan diubah
menjadi basis biner
24
: 2 = 12(karena 24 habis dibagi 2 maka tulis 0)
12
: 2 = 6 (karena 12 habis dibagi 2 maka tulis 0)
6
: 2 = 3 (karena 6 habis dibagi 2 maka tulis 0)
3
: 2 = 1 (karena 3 tidak habis dibagi 2 dan bersisa 1 maka tulis 1)
1
: 2 = 0 (karena 1 tidak habis dibagi 2 dan bersisa 1 maka tulis 1)
Bilangan biner
yang terbentuk dimulai dari angka biner yang paling bawah yaitu
(11000)2. Pemberian angka 2 di luar tanda kurung menunjukkan bahwa
bilangan tersebut adalah bilangan biner untuk
membedakan dengan bilangan yang lain.
Contoh 2: 24 desimal akan diubah
menjadi basis oktal
24
: 8 = 0 (karena 24 habis dibagi 8 maka tulis 0)
3
: 8 = 0 (karena 3 tidak habis dibagi 8 dan bersisa 3 maka tulis 3)
Bilangan oktal yang terbentuk
adalah (30)8.
Contoh 3 : 24 desimal akan diubah
menjadi basis heksadesimal
24
: 16 = 1 (karena 24 tidak habis dibagi 16 dan bersisa 8 maka tulis 8)
1
: 16 = 0 (karena 1 tidak habis dibagi 16 dan bersisa 1 maka tulis 1)
Bilangan heksadesimal yang
terbentuk adalah (18)16
b) Konversi menuju Desimal
Dikalikan basis asalnya
Berpedoman pada pangkat, letak/ posisi
Contoh 1 : (1101)2 akan diubah menjadi bilangan
desimal
dari kanan ke kiri pada bawah
bilangan biner tersebut kita beri angka 0 1 2 3
Maka perhitungannya sebagai berikut:
1 x 2^3 + 1 x 2^2 + 0 x 2^1 + 1 x 2^0 = (^ kita
artikan sebagai pangkat)
= 8 + 4 + 0 +1
= (13)d
Contoh 2 : (A7E)16 akan diubah menjadi bilangan
desimal
dari kanan ke kiri pada bawah
bilangan heksadesimal kita beri angka 0 1 2
Maka perhitungannya sebagai berikut:
10 x 16^2 + 7 x 16^1 + 14 x 16^0 =
= 2560 + 112 + 14
= 2686
Nah, mudah kan teman-teman cara mengkonversi
bilangan biner, oktal, heksadesimal menjadi desimal maupun
sebaliknya? Oke, nantikan artikel-artikel saya selanjutnya ya yang
akan membahas mengenai cara cepat konversi bilangan biner, oktal,
heksadesimal tanpa harus mengkonversi dulu ke bilangan desimal. Bye!
:)
0 komentar:
Posting Komentar