Manusia yang Bertuhan

Konsep Pilihan
Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Tuhan untuk berbuat kebaikan di bumi ini. Manusia jika diibaratkan secangkir gelas, akan berwarna bening jika diisi air yang bening begitu juga sebaliknya. Memang sebuah pengibaratan yang benar, namun pengibaratan ini akan lebih cocok ditujukan kepada orang-orang yang belum mendapatkan pedoman yang tepat dalam menyikapi hidup. Orang-orang tersebut masih dalam tahap pencarian jati diri, mereka akan senantiasa membukakan pikiran lebar-lebar untuk dapat menampung pengaruh-pengaruh dari lingkungan di sekitar mereka. Jika ada hal-hal yang cocok dengan hati, mereka akan terima dan akan bertingkah laku sesuai dengan baik buruknya hal tersebut. Mereka akan menempatkan hal tersebut dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Beruntung jika hal yang didapatinya merupakan hal yang baik maka sifat-sifat dan perilakunya juga senantiasa akan membaikkan dirinya sehingga jika dituangkan air bening lebih banyak lagi ia akan semakin bening dan akhirnya memutih. Namun jika hal yang didapatinya buruk maka sifat dan perilakunya pun akan senantiasa menolak sifat-sifat baik yang akan datang. Jika orang-orang ini telah menemukan pedoman mereka, mereka akan memegang teguh keyakinan tersebut. Jika dianalogikan dalam gelas, gelas yang tadinya kosong, telah diisi dan sekarang telah dapat menentukan pilihannya, mau berwarna bening atau hitam. Mengapa gelas tersebut dapat menentukan pilihan? Ya, karena manusia mempunyai sebuah sistem bernama pikiran yang dapat menentukan pilihannya. Sehingga jika isi dalam gelas tersebut dibuang, masih ada sisa-sisa air yang membekas yang menandakan eksistensi terhadap pilihan tersebut.

Pendidik dan Peserta Didik


Dalam kehidupan ini, kerap kali kita tidak menyadari akan hadirnya pendidik yang begitu mulia dan ikhlas yang selalu mengiringi hari-hari kita. Tidak lain adalah orang tua kita sendiri. Meski mereka bukan pendidik sepenuhnya, tetapi ajaran-ajaran yang dilimpahkan kepada anak-anaknya yaitu kita begitu berarti bagi masa depan kita kelak. Di lingkungan rumah, peran orang tua dapat dimaksimalkan dalam mendidik anak melalui bimbingan kasih sayangnya sehingga mental dan moral anak-anak dapat terus terjaga dan dimantapkan. Malah terkadang, banyak sekolah yang masih tidak dapat mewujudkan visi dan misi dalam memperbaiki akhlak peserta didik. Jika keikutsertaan orang tua dalam merangkap menjadi pendidik moral dan mental anak-anaknya terus dilakukan, maka kegiatan belajar mengajar di sekolah pun diharapkan dapat berjalan maksimal karena peserta didiknya telah memegang teguh adanya etika dan tabiat yang baik.

Sosok pendidik di Indonesia

Salah satu pemegang peranan penting dalam kemajuan suatu negara adalah sumber daya manusianya. Jika SDM-nya bagus maka negara tersebut akan cepat maju dan menjadi penguasa dalam berbagai sektor penting dunia, namun sebaliknya jika kualitas SDM-nya rendah maka negara tersebut akan rentan terhadap berbagai ancaman yang datang dari luar maupun dalam. Untuk memperoleh kualitas SDM yang tinggi tentunya bukan hal yang mudah, dapat kita lihat sumber daya manusia yang berkualitas di berbagai negara maju diperoleh melalui usaha yang keras dan pantang menyerah, tidak diperoleh dengan cara cuma-cuma. Oleh sebab itu, setiap negara harus mampu bersaing demi memajukan negaranya dengan meningkatkan kualitas SDM agar masyarakatnya dapat segera ikut berperan dalam membebaskan negeri dari keterpurukan maupun krisis-krisis moneter. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya tidak dapat terlepas dari peranan penting tenaga pendidik yang mempersiapkan masa depan generasi muda sejak di bangku sekolah dasar. Pendidik mengemban tugas mulia untuk mengajarkan ilmu pada generasi muda dan membimbing akhlak mereka demi menyiapkan bekal masa depan yang lebih baik.

Menjadi pendidik itu ternyata susah

Saya pikir menjadi seorang guru merupakan hal yang cukup menyenangkan karena setiap hari dapat bertemu dengan murid-murid dan mengajarkan ilmu kepada mereka. Tapi setelah saya coba sendiri dengan menjadi guru kecil-kecilan, ternyata tidak semudah dan semenyenangkan yang dibayangkan. Lulus SMA saya mencoba untuk menjadi guru les di rumah saya sendiri, walaupun sekarang saya kuliah di jurusan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia ngajar-mengajar yakni informatika. Saya buka usaha les tersebut di rumah bermodal plank bertuliskan les matematika SD – SMA. Usaha tersebut dimulai dari nol dengan bentuk pemasaran berupa pamflet yang saya bagikan ke sekolah-sekolah terdekat, namun tentunya harus ada modal utama selain itu semua yakni modal pikiran. 

Free Blooming Pink Rose Cursors at www.totallyfreecursors.com